Ada perbezaan pendapat di antara para ulama tentang bila dan di mana manusia akan mendatangi telaga Nabi SAW. itu.
Imam Al Ghazali dan Al Qurthubi berpendapat telaga itu berada di padang Mahsyar sebelum menyeberangi sirat. Manakala Imam Bukhari rahimahullah berpendapat telaga Nabi SAW. itu berada selepas melintasi sirat. Wallahu a’lam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai al-haudh (telaga) dan mereka saling berbangga diri, siapa di antara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan sungguh aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.”(HR at-Tirmidzi dalam Sunan at-Tirmidzi, no. 2443)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Dialirkan pada telagaku itu dua saluran air yang (bersumber) dari (sungai al-Kautsar) di Syurga…”(HR. Muslim, no. 4255)
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,“Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berada di tengah-tengah kami, tiba-tiba baginda mengantuk sekejap. Kemudian baginda mengangkat kepala sambil tersenyum.Maka kami pun bertanya, “Apa yang membuat Tuan tersenyum, wahai Rasulullah?”Baginda menjawab, “Baru saja diturunkan kepadaku sebuah surah.”Lalu Beliau membaca: (maksudnya), Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu al-Kautsar. Maka dirikanlah solat kerana Tuhanmu dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (Al-Katsar: 1-3).Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Apakah kalian tahu apakah Al-Kautsar itu?” Kami (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Al-Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabb-ku ‘Azza wa Jalla untukku. Di sana, terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah (sumber air) telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat. Jumlah gayungnya sebanyak bintang-bintang.”(HR Muslim, no. 400).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan. Airnya lebih putih daripada susu, baunya lebih harum daripada kesturi, cawannya sebanyak bintang di langit. Sesiapa yang minum darinya, dia tidak akan haus untuk selamanya.”(HR Bukhari, no. 6093 dan Muslim, no. 4294).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya telagaku itu lebih panjang dari jarak antara Aylah (sebuah kota di teluk ‘Aqobah, Yordania) dan ‘Adan (kota Yaman). Seeungguhnya air telagaku itu lebih putih dari salji, lebih manis dari madu dicampur susu, serta bejana-bejananya lebih banyak dari bintang-bintang. Aku sungguh akan menjaganya dari orang lain (selain umatku), sebagaimana seseorang menjaga telaganya dari unta orang lain.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pada hari itu baginda mengenali kami?” Baginda shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh umat lain. Kalian datang kepadaku dengan dahi dan kaki bercahaya putih kerana wuduk.”(HR Muslim, no. 364)
Tetapi ada sebahagian umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan diusir ketika ingin mendatangi telaga itu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan sesiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan datang beberapa orang yang aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi dari menemui diriku.”(HR Bukhari, no. 6528 dan Muslim, no. 4243)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Aku berkata: “Mereka termasuk umatku!”Namun muncul jawaban: “Engkau tidak mengetahui perkara yang mereka ada-adakan selepas sepeninggalmu.”Aku pun berkata: “Pergi dari sini, Pergi dari sini, bagi orang yang mengubah (ajaran agama) setelahku.”(HR Bukhari, no. 6097)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya selepasku nanti akan ada para pemimpin yang melakukan kezaliman dan penipuan. Sesiapa pergi kepada mereka lalu membenarkan penipuan mereka dan menolong kezaliman mereka maka dia bukan dariku dan aku bukan darinya dan dia tidak akan dapat mendatangi telagaku. Sesiapa yang tidak membenarkan pembohongan mereka dan tidak menolong kezaliman mereka, maka dia dari kalanganku dan aku dari kalangannya dan dia akan dapat mendatangi telagaku”.(HR Ahmad, Nasai dan Tirmidzi)