Lendir lintah, diduga jenis Hurudo medicinalis, mengawetkan haiwan kecil yang termasuk dalam golongan protozoa, yakni Vorticella, selama 200 juta tahun. Penemuan fosil hewan bersel satu itu langka dan mengagetkan ilmuwan.
"Pengawetan ini langka. haiwan lunak tak biasanya menjadi fosil kecuali secara cepat terjebak dalam medium yang mencegahnya terurai," kata Benjamin Bomfleur dari Biodiversity Institute di University of Kansas yang melakukan penelitian.
Vorticella adalah haiwan yang ukurannya hanya selebar rambut manusia. Haiwan ini hidup di wilayah yang kini termasuk Transantarika. Dahulu, wilayah tempat ditemukannya fosil mikro ini adalah sebagian dari benua bernama Gondwana.
Vorticella memiliki cilia sebagai alat gerak. Pada zamannya, alat gerak itu merupakan mesin makhluk hidup yang mumpuni. Dengan alat gerak itu, Vortivella boleh bergerak cepat, mencapai 8 cm per detiknya.
Bomfleur menguraikan kemungkinan senario haiwan kecil itu boleh terjebak dalam lendir lintah. Awalnya, lintah mengeluarkan lendir pada dasar air atau sampah di wilayah sungai saat itu. Selanjutnya, Vorticella bergerak mendekat bdan terjebak.
"Lendir yang dengan sedemikian rupa menjebak haiwan kemudian terdeposit di lumpur, lalu seiring waktu menjadi lapisan sedimen yang kita temukan 200 juta tahun kemudian," papar Bom